Rabu, 03 Agustus 2016

DIMANAKAH REZEKIKU??

Rezeki manusia memang sebuah misteri. Tidak seorangpun yang  mampu untuk memastikan berapa rezeki yang akan didapat. Begitu halnya dengan saya, saya sama sekali tidak mengetahui berapa rezeki yang saya dapat dan dari mana rezeki itu diperoleh. Allah telah memutuskan rezeki setiap manusia bahkan sebelum manusia lahir di dunia.Allah telah mengatur  jalannya rezeki setiap orang. Yang menjadi permasalahan adalah manusia tidak tahu berapa rezeki yang telah Allah titipkan sebelum kita lahir di dunia. Sehingga satu-satunya jalan adalah dengan cara mencari tahu, berapa rezeki yang Allah titipkan,  dimana dan bagaimana rezeki itu diperoleh.

Dan apabila Kami rasakan sesuatu rahmat kepada manusia, niscaya mereka gembira dengan rahmat itu. Dan apabila mereka ditimpa suatu musibah (bahaya) disebabkan kesalahan yang telah dikerjakan oleh tangan mereka sendiri, tiba-tiba mereka itu berputus asa. 
(Q.S. Ar-Ruum : 36)

Manusia diperintahkan untuk menjemput rezeki dengan berikhtiar dan meyakini bahwa yang memberi rezeki adalah Allah. Sekuat apapun manusia bekerja dan berikhtiar mencari rezeki, tapi jika Allah memang belum berkehendak, tidak mungkin manusia mendapatkannya. Sebaliknya, selemah apapun manusia mencari rezeki, tapi kalau Allah sudah menakdirkannya mendapatkan rezeki maka ia akan memperolehnya juga. Dalam konteks ini, ikhtiar harus dipahami sebagai salah satu cara menjemput rezeki yang sudah Allah tentukan bagi manusia. Sedangkan kemalasan dipandang sebagai penyebab keengganan manusia menjemput rezekinya.
Allah memiliki sifat Ar-Razaq, artinya Dzat Yang Mahaluas Rezeki-Nya. Ia tidak hanya memberikan rezeki kepada manusia, tetapi kepada seluruh makhluk di muka bumi ini. Dia tidak hanya memberikan rezeki kepada ahli ibadah saja, tapi kepada pelaku maksiat juga. Bahkan, Dia tetap menurunkan rezeki-Nya meskipun manusia itu ingkar kepada ajaran-Nya.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Allah SWT yang diabadikan dalam Al-Qur’an,

“Dan tidak ada satu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semua tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz).” (QS. Hud [11]: 6).

Kalau ada yang bertanya di manakah rezeki itu, jawabannya adalah ada di ‘tangan’ Allah. Dengan kata lain, semua rezeki manusia ada di dalam kekuasaan Allah. Oleh karena itu, kalau manusia ingin mendapatkan rezeki yang berlimpah, mintalah kepada Allah. Jangan minta ke setan, gunung, atau dukun. Sebab, hanya Allah-lah yang mampu memberikan rezeki tersebut kepada manusia. Meminta rezeki kepada Allah bukan berarti kita cukup dengan berdoa dan berdiam diri saja di masjid, tetapi kita harus bangkit berdiri, meyingsingkan lengan baju, dan mengencangkan ikat pinggang untuk bekerja dan berikhtiar mencari rezeki. Sebab, rezeki tidak ujug-ujug turun dari langit atau keluar dari bumi.
 
Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa Sesungguhnya Allah melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan (rezki itu). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman. (Q.S. Ar-Ruum : 37)

Bila kita menyadari  rangkaian uraian tersebut diatas,  menerangkan bahwa "Hidup, Mati dan Rezeki" itu semua telah diatur segalanya oleh Yang Maha Dzat Allah SWT. sebagaimana diterangkan:

"Sesungguhnya perintah-Nya apabila  Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya "Jadilah" maka terjadilah. (Q.S. Yaasin : 82)

Allah telah menciptakan daratan berikut isinya dengan beraneka ragam tumbuhan dan hewan untuk kebutuhan kehidupan manusia. 
Allah telah menciptakan Lautan beserta beraneka ragam kehidupan ikan dilautan itu semua untuk kebutuhan manusia.
Allah telah menciptakan Cakrawala dan menjadikan siang dan malam itu semua untuk Manusia.

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (Q.S Albaqarah 186)


Pertanyaanya:
Sudahkan kita memenuhi apa yang menjadi kehendak-Nya, dan menjalankan semua apa yang menjadi perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya?

Semua keadaan ini tinggal bertanya kepada diri kita sendiri...... Amin   






Tidak ada komentar:

Posting Komentar